ETNOGRAFI KINI UPACARA TINGKEBAN TUJUH BULANAN (MITONI)
SUKU JAWA DI DESA TIRTA KENCANA RK 03 RT 16 KAB.
TULANG BAWANG TENGAH KEC.
TULANG BAWANG BARAT
ABSTRAK
Tradisi atau adat adalah perkataan atau
perbuatan yang telah biasa dilaksanakan masyarakat secara terus-menerus.
Tradisi tingkeban merupakan upacara yang diselenggarakan apabila usia kehamilan
sudah berusia tujuh bulan. Hal itu biasanya dilakukan pada kehamilan yang
pertama, sedangkan pada kehamilan yang kedua dan selanjutnya hanya berupa
selamatan biasa. Tradisi semacam ini masih ditemukan dan dijumpai di Desa Tirta
Kencana Kec. Tulang Bawang Tengah Kab. Tulang Bawang Barat. Ada dua permasalahan
yang menjadi kajian pokok dalam penelitian ini, pertama, tentang rangkaian tata-cara
(proses) pelaksaan tradisi tingkeban di Desa Tirta Kencana Kec. Tulang Bawang
Tengah Kab. Tulang Bawang Barat. Kedua, prosesi upacara Tingkeban yang
dilaksanakan di Desa Tirta Kencana Kec. Tulang Bawang Tengah Kab. Tulang Bawang
Barat. Etnografi kini ini mengulas tentang upacara tingkeban tujuh bulanan
(mintoni) di Desa Tirta Kencana Kec. Tulang Bawang Tengah Kab. Tulang Bawang
Barat, dengan mengambil informasi dari seorang narasumber dan beberapa tokoh
adat Desa Tirta Kencana Kec. Tulang Bawang Tengah Kab. Tulang Bawang Barat.
Kata
kunci : tradisi, tingkeban, perspektif hukum islam
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suatu kepercayaan tradisional dari pemikiran ada sisi
baik dan tidaknya (pengaruh kepercayaan tradisional), namun permasalahan yang
cukup besar pengaruhnya pada seorang Ibu pada masa kehamilan adalah masalah
gizi. Kegiatan ibu hamil sehari-hari tidak berkurang ditambah lagi dengan
pantangan terhadap beberapa makanan yang sebenarnya sangat dibutuhkan oleh
wanita hamil. Apabila kurangnya asupan energi dari makanan, tentunya akan
berdampak negatif terhadap kesehatan ibu dan janin. Karena adanya kepercayaan
dan pantangan terhadap beberapa makanan, sehingga anemia dan kurang gizi pada
wanita hamil cukup tinggi terutama didaerah pedesaan yang masih minim
pengetahuan mengenai kehamilan, melahirkan dan menyusui.
Salah satunya suku jawa yang berada di Desa Tirta
Kencana RK 03 RT 16 Kec. Tulang Bawang Tengah Kab. Tulang Bawang Barat. Ada dua
acara adat yang dilakukan salah satunya adalah acara tujuh bulanan yang disebut
dengan mitoni, rangkaian upacara mitoni pada dasarnya melambangkan harapan baik
bagi sang bayi untuk utuh dan sempurna fisiknya dan selamat serta lancar
kelahirannya dan salah satu ritual mitoni yang harus dijalankan oleh ibu hamil
tersebut adalah tingkeban.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan fakta yang terjadi pada masyarakat suku
Jawa di Desa Tirta Kencana, dapat dikatakan bahwa ada beberapa nilai
kepercayaaan masyarakat atau cara pandang ibu hamil suku Jawa terhadap
kehamilan. Dalam hal ini pengetahuan tentang aspek budaya merupakan hal penting
untuk diketahui oleh masyarakat. Sebab, tidak semua perawatan yang dilakukan
dengan berpedoman pada warisan leluhur tersebut bisa diterima sepenuhnya, bisa
saja perawatan yang dilakukan tersebut memberikan dampak kesehatan yang kurang
menguntungkan bagi ibu dan bayinya.
C. Rumusan Masalah
1. Apa saja tata cara pelaksanaan upacara Tingkeban di Desa Tirta
Kencana ?
2. Apa saja prosesi upacara Tingkeban yang dilaksanakan ?
D. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui tata-cara pelaksanaan upacara Tingkeban di Desa Tirta Kencana.
2. Mengetahui prosesi
upacara Tingkeban yang dilaksanakan.
E. Manfaat Penulisan
Manfaat
penulisan dari Etnografi kini ini diharapkan dapat menambah
wawasan serta ilmu pengetahuan kepada pembaca mengenai upacara kebudayaan tujuh bulanan (mitoni) yang berkembang dalam masyarakat Jawa di Desa Tirta Kencana Kec. Tulang Bawang Tengah Kab.
Tulang Bawang Barat.
BAB II
PEMBAHASAN
Pada bulan Ketujuh diadakan upacara tingkeban atau
mitoni. Upacara tingkeban disebut juga mitoni berasal dari kata pitu yang
artinya tujuh, sehingga upacara mitoni dilakukan pada saat usia kehamilan tujuh
bulan, dan pada kehamilan pertama.
A. Tata Cara Pelaksanaan Upacara Tingkeban
Tata cara
pelaksanaan Tingkeban dimulai dari siraman dilakukan oleh sesepuh sebanyak
tujuh orang. Bermakna mohon doa restu, supaya suci lahir dan batin. Setelah
upacara siraman selesai, air kendi tujuh mata air dipergunakan untuk mencuci
muka, setelah air dalam kendi habis, kendi dipecah. Memasukkan telur ayam
kampung ke dalam kain (sarung) calon ibu oleh suami melalui perut sampai pecah,
hal ini merupakan simbul harapan supaya bayi lahir dengan lancar, tanpa suatu
halangan. Berganti Nyamping sebanyak tujuh kali secara bergantian, disertai
kain putih. Kain putih sebagai dasar pakaian pertama, yang melambangkan bahwa
bayi yang akan dilahirkan adalah suci, dan mendapatkan berkah dari Tuhan YME.
Diiringi dengan pertanyaan sudah "pantas apa belum", sampai ganti
enam kali dijawab oleh ibu-ibu yang hadir "belum pantas." Sampai yang
terakhir ke tujuh kali dengan kain sederhana di jawab "pantes." Adapun
nyamping yang dipakaikan secara urut dan bergantian berjumlah tujuh dan
diakhiri dengan motif yang paling sederhana sebagai berikut : – Sidoluhur –
Sidomukti – Truntum – Wahyu Tumurun – Udan Riris – Sido Asih – Lasem sebagai
Kain – Dringin sebagai Kemben.
Selanjutnya Pemutusan Lawe atau janur kuning yang
dilingkarkan diperut calon ibu, dilakukan calon ayah menggunakan keris Brojol
yang ujungnya diberi rempah kunir, dengan maksud agar bayi dalam kandungan akan
lahir dengan mudah. Calon nenek dari pihak calon ibu, menggendong kelapa gading
dengan ditemani oleh ibu besan. Sebelumnya kelapa gading diteroboskan dari atas
ke dalam kain yang dipakai calon ibu lewat perut, terus ke bawah, diterima
(ditampani) oleh calon nenek, maknanya agar bayi dapat lahir dengan mudah,
tanpa kesulitan. Calon ayah memecah kelapa, dengan memilih salah satu kelapa
gading yang sudah digambari Kamajaya dan Kamaratih atau Harjuna dan Wara
Sembodro atau Srikandi.
Kemudian, Upacara memilih nasi kuning yang diletak didalam
takir sang suami. Setelah itu dilanjutkan dengan upacara jual dawet dan rujak,
pembayaran dengan pecahan genting (kreweng), yang dibentuk bulat, seolah-olah
seperti uang logam. Hasil penjualan dikumpulkan dalam kuali yang terbuat dari
tanah liat. Kwali yang berisi uang kreweng dipecah di depan pintu. Maknanya
agar anak yang dilahirkan banyak mendapat rejeki, dapat menghidupi keluarganya
dan banyak amal.
·
B. Prosesi Upacara Tingkeban
1. Waktu
Pelaksanaan
Antara pukul 9.00 sampai dengan pukul 11.00 Calon ibu
mandi dan cuci rambut yang bersih, mencerminkan kemauan yang suci dan bersih.
Kira-kira pukul 15.00-16.00, upacara tingkepan dapat dimulai, menurut
kepercayaan pada jam-jam itulah bidadari turun mandi. undangan sebaiknya
dicantumkan lebih awal pukul 14.30 WIB.
2. Hari
Pelaksanaan
Biasanya dipilih hari Rabu atau hari Sabtu, tanggal 14
dan 15 tanggal jawa, menurut kepercayaan agar bayi yang dilahirkan memiliki
cahaya yang bersinar, dan menjadi anak yang cerdas.
3. Pelaksana
yang menyirami/memandikan
Para Ibu yang jumlahnya tujuh orang, yang terdiri dari
sesepuh terdekat. Upacara dipimpin oleh ibu yang sudah berpengalaman.
4. Perlengkapan
yang diperlukan :
Satu meja yang ditutup dengan kain putih bersih, Di
atasnya ditutup lagi dengan bangun tolak, kain sindur, kain lurik, Yuyu
sekandang, mayang mekak atau letrek, daun dadap srep, daun kluwih, daun
alang-alang. Bahan bahan tersebut untuk lambaran waktu siraman. Perlengkapan
lainnya:
1. Bokor diisi
air tujuh mata air, dan kembang setaman untuk siraman.
2. Batok
(tempurung) sebagai gayung siraman (Ciduk)
3. Kendi
dipergunakan untuk memandikan paling akhir.
4. Dua anduk
kecil untuk menyeka dan mengeringkan badan setelah siraman
5. Dua setengah
meter kain mori dipergunakan setelah selesai siraman.
6. Sebutir
telur ayam kampung dibungkus plastik
7. Dua cengkir
gading yang digambari Kamajaya dan Kamaratih atau Arjuna dan Dewi Wara
Sembodro.
8. Baju dalam
dan nampan untuk tempat kebaya dan tujuh nyamping, dan stagen diatur rapi.
9. Perlengkapan
Kejawen kakung dengan satu pasang kain truntum. Calon ayah dan ibu berpakain
komplet kejawen, calon ibu dengan rambut terurai dan tanpa perhiasan.
Inilah proses dalam perkembangan budaya Tingkeban yang
berlangsung di Desa Tirta Kencana RK 03 RT 16 Kec. Tulang Bawang Tengah Kab.
Tulang Bawang Barat. Setelah semua prosesi dilaksanakan, maka pada tahap
terahir dilakukan syukuran yang mengundang kerabat, tetangga dan tokoh agama
untuk melaksanakan selamatan atau biasa disebut genduri (yasinan). Hal ini
dilaksananakan pada malam hari ba’da isya yang di ahiri do’a untuk keselamatan
calon bayi serta keluarga, dan akan menjadi penutup serangkaian acara Tingkeban
yang dilaksanakan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Suku Jawa termasuk suku terbesar jumlahnya di
Indonesia. Salah satunya di Desa Tirta Kencana ini mengenal upacara Tingkeban tujuh
bulanan (mitoni) yang sudah lama dilakukan secara turun temurun. Masyarakat juga mengenal mitos-mitos mengenai seorang Ibu pada masa kehamilan. Pada perkembangannya, upacara tujuh bulanan ini
semakin lama semakin berjalan dengan baik hal ini dikarenakan kemajuan zaman
dan teknologi, khususnya dibidang kesehatan. Upacara tujuh bulanan yang
memiliki makna dan budaya yang sangat berharga ini bertambah dengan adanya
acara penutup yaitu syukuran/genduri (yasinan).
B. Saran
Kita harus dapat menjaga budaya-budaya yang telah lama berkembang dalam
masyarakat. Budaya yang berkembang dalam
masyarakat sangat bermanfaat. Maka dari itu perlu bagi kita untuk melestarikan budaya-budaya yang ada dalam
masyarakat khususya di Desa Tirta Kencana Kec. Tulang Bawang Tengah Kab. Tulang
Bawang Barat dan memberikan dampak positif bagi masyarakat. Perbedaan budaya-budaya dalam masyarakat janganlah dijadikan sekat pemisah
antar sesama manusia.
Sebagai mahasiswa
yang nantinya akan langsung terjun kedalam ligkup masyarakat hendaknya kita
memperhatikan adat istiadat dan budaya yang berkembang disekitar kita. Hal ini
bermanfaat bagi kita untuk membantu melestarikan budaya pada masyarakat, khususnya budaya
upacara Tingkeban tujuh bulanan (mitoni) suku
Jawa.
What if I make money betting on football? - WorkTomakeMoney
BalasHapusWhat หารายได้เสริม if I make money betting on football? · If I make a 바카라 qualifying deposit, you have £10 in free bets. · If you place a £5 total bet of £10, you have £10 febcasino